Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai
berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran
fakta-fakta.
Tabel Perbedaan
Penelitian Kuantitatif dengan Penelitian Kualitatif
|
|
Penelitian Kualitatif
|
Penelitian Kuantitatif
|
Desain tidak terinci, fleksibel, timbul
"emergent" serta
berkembang sambil jalan antara lain mengenai tujuan, subjek, sampel, dan sumber data. |
Desain terinci dan mantap.
|
Desain sebenarnya baru diketahui dengan jelas setelah
penelitian
selesai (retrospektif). |
Desain direncanakan sebelumnya pada tahapan persiapan
(projektif) |
Tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya, hipotesis lahir
sewaktu penelitian dilakukan; hipotesis berupa "hunches", petunjuk yang bersifat sementara dan dapat berubah; hipotesis berupa pertanyaan yang mengarahkan pengumpulan data. |
Mengemukakan hipotesis sebelumnya, yang akan diuji
kebenarannya. |
Hasil penelitian terbuka, tidak diketahui sebelumnya
karena
jumlah variabel penelitian tidak terbatas |
Hipotesis menentukan hasil yang diharapkan; hasil telah
diramalkan (apriori); hasil penelitian telah terkandung di dalam hipotesis, jumlah variabel terbatas |
Desain fleksibel, langkah-langkah tidak dapat dipastikan
sebelumnya dan hasil penelitian tidak dapat diketahui atau diramalkan sebelumnya |
Dalam desain jelas langkah-langkah penelitian serta hasil
yang
diharapkan |
Analisis data dilakukan sejak mula penelitian dan
dilakukan
bersamaan dengan pengumpulan data, walaupun analisis akan lebih banyak pada tahap-tahap selanjutnya. |
Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul pada
tahap
akhir. |
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam
meneliti setatus sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu
sistempeikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Definisi
Menurut Whintney (1960), metode deskriptif adalah
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif
mempelajarai masalah-masalah dalam masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam
masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan,
sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung
dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti
bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu
setudi komparatif . adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, seerta
penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu setandar atau
suatu norma tertentu sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini
dengan nama survei normatif (normative survey). Dengan metode deskriptif ini
juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau factor dan melihat hubungan
antara satu factor dengan factor yang lain. Karenanya, metode deskriptif
juga dinamakan studi status (satus study).
Metode deskriptif juga ingin mempelajari
norma-norma atau setandar-setandar, sehingga penelitian deskriptif ini disebut
juga survey normative. Dalam metode deskriptif dapat diteliti masalah normative
bersama-sama dengan masalah setatus dan sekaligus membuat
perbandingan-perbandingan antar fenomena. Studi demikian dinamakan secara umum
sebagai studi atau penelitian deskriptif. Prespektif waktu yang dijangkau
dalam penelitian deskriptif , adalah waktu sekarang, atau sekurang-kurangnya
jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden.
Ciri-ciri Metode Deskriptif
Secara harfiyah, metode deskriptif adalah metode
penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga
metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Namun, dalam
pengertian metode penelitian yang lebih luas, penelitian deskriptif mencakup
metode penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental, dan
secara lebih umum sering diberi nama, metode survei. Kerja peneliti, bukan saja
memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan
hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membut predeksi serta mendapatkan makna
dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Dalam mengumpulkan data
digunakan teknik wawancara, dengan mengunakan schedule questionair ataupun
interview guide.
Jenis-jenis Penelitian Deskriptif
Dtinjau dari jenis masalah yang diselidiki,
teknik dan alat yang digunakan dalam menliti, serta tempat dan waktu penelitian
dilakukan, penelitian desekriptif dapat dibagi atas bebeprapa jenis yaitu:
- Metode survey,
- Metode deskriptif berkesinanbungan (Continuity deskrptive),
- Penelitian Studi kasus,
- Penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas,
- Penelitian tindakan (action research),
- Penelitian perpustakaan dan documenter.
- Metode survey
Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan
untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari
keterangan-keterangan secara factual, baik tentang institusi sosial, ekonomi,
atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daera. Metode survey membedah
dan menguliti serta mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran
terhadap keadaan dan praktik-praktik yang sedang berlangsung. Dalam metode
survei juga dikerjakan evaluasi serta perbandingan-perbandingan terhadap
hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah yang
serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan
keputusan di masa mendatang. Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan
terhadap sejumlah individu atanu unit, baik secara sensus atau dengan
mengunakan sample. Unit yang digunakan dalam metode survei cukup
besar. Misalnya, Kinsey, et al., (1948) dalam penelitian meraka mengenao
tinggah laku seksual di Amerika Seriakat telah menggunakan sample dengan
12 ribu orang anggota sample. Banyak sekali masalah dap;t diteliti
dengan mengunakan metode survey, termasuk bidang produksi dan tata niaga
(survey produksi dan tata niaga ), usaha tani(surve usaha tani), masalah
kemasyarakatan (survey sosial), masalah komunikasi daan pendapat umum (survei
pendat umum), masalah politik (survey politik), masalah pendidikan (survey
pendidikan dan persekolahan), dan sebagainya.
- Metode deskritif berkesinambungan
Metode deskriptif berkesinambungan (continuity
descriptive research), adalah kerja meneliti secara deskriptif yang
dilakukan secara terus menerus atas suatu objek penelitian. Sering kali
dilakukan dalam meneliti masalah-masalah sosial.pengetahuan yang lebih
menyeluruh dari masalah serta fenomena dan ketentuan-ketentuan sosial dapat
diperoleh jika hubungan-hubungan fenomena dikaji dalam suatu interval
perkembangan dalam suatu periode yang lama. Dengan memperhatikan secara detail
perubahan-perubahan yang dinamis dalam suatu interval tertentu, maka
generalisasi suatu situasi atau fenomena secara dinamis dapat dibuat. Meneliti
yang berkehendak menjangkau informasi factual yang mendetail secara interval
dinamakan penelitian deskriptif berkesinambungan. Jika perhatian dipusatkan
kepada perubahan-perubahan prilaku atau pandangan, maka teknik dalam meneliti dinamakan
teknik panel. Teknik ini berupa wawancara dengan kelompok-kelompok manusia yang
sama pada situasi yang berbeda. Informasi yang diinginkan bisa saja kuantitatif
, seperti jumlah konsumsi, anggaran belanja keluarga, dan sebagainya.
Penggunaan metode deskriptif berkesinambungan
lebih popular dalam mengkaji masalah sosial. Misalnya, Whitney dan Milholland
(1930) mempelajari status akademis dari mahasiswa tingkat persiapan dari
Colorado State Colege of Education pada tahun 1930. Penelitian
dilakukan dalam waktu empat tahun, dengan menlurusi status akademis sejak
tingkat persiapan sampai dengan lulus sarjana muda.
- Penelitian Studi Kasus
Studi kasus, atau penelitian kasus (case
study), adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan
dengan suatu fase spesifik atau khas dari keselurahan personalitas (Maxfield,
1930). Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga, maupun
masyarakat. Peneliti ingin mempelajari secara intensif latar belakang serta
interaksi lingkungan dari unit-unit sosial yang menjadi subjek. Tujuan studi
kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail latar belakang,
sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari
individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan jadikan suatu hal
yang bersfat umum. Pada mulanya, studi kasus ini banyak digunakan dalam
penelitian obat-obatan dengan tujuan diagnosis, tetapi kemudian penggunaan
studi kasus telah meluas sampai kebidang-bidang lain.
Hasil dari penelitian kasus merupakan suatu generalisasi
dari pola-pola kasus yang tipikal dari individu, kelompok, lembaga, dan
sebagainya. Tergantung dari tujuannya, ruang lingkup dari studi dapat mencakup
segmen atau bagian tertentu atau mencakup keseluruhan siklus kehidupan dari
individu, kelompok, dan sebagainya, baik dengan penekanan terhadap
factor-faktor kasus tertentu, atau meliputi keseluruhan factor-faktor dan
fenomena-fenomena. Stadi kasus lebih menekankan mengkaji vairabel yang cukup
banyak pada jumlah unit yang kecil. Ini berbeda dengan metode survei, dimana
peneliti cenderung mengevaluasi variabel yang lebih sedikit, tetapi dengan unit
sample yang relatif besar.
Studi kasus banyak dikerjakan untuk meneliti
desa, kota
besar, sekelompok manusia drop out, tahanan-tahanan, pimpinan-pimpinan,
dan sebagainya. Jika stadi kasus ditujukan untuk menliti kelompok, maka perlu
dikisahkan atau diisolasikan kelompok-kelompok dalam onggokan yang homogen.
Stadi kasus banyak kelemahan disamping adanya
keunggulan-keunggulan. Studi kasus mempunyai kelemahan karena anggota sampel
yang terlalu kecil, sehingga sulit dibuat inferensi kepada populsi. Disamping
itu, studi kasus sangat dipengaruhi oleh pandangan subjektif dalam pilihan
kasus karena adanya sifat khas yang dapat saja terlalu dibesar-besarkan. Kurangnya
objektifitas, dapat disebabkan karena kasus cocok benar dengan konsep yang
sebelumnya telah ada pada si peneliti, ataupun dalam penetapan serta
pengikutsertaan data dalam konteks yang bermakna yang menjurus pada
interprestsi subjektif.
Studi kasus mempunyai keunggulan sebagai suatu
studi untuk mendukung studi-studi yang besar di kemudian hari. Studi kasus
mendukung studi-studi yang besar di kemudian hari studi kasus dapat memberikan
hipotesis-hipotesis untuk penelitian lanjutan. Dari segi edukatif, maka studi
kasus dapat digunakan sebagai contoh ilustrasi baik dalam perumusan masalah,
penggunaan statistik dalam menganalisis data serta cara-cara perumusan
generalisasi dan kesimmpulan
Marilah kita lihat sebuah contoh studi kasus
tentang anak-anak yang tidak dapat menguasai teknik membaca karena jenis-jenis
sebab. Penelitian yang memakan waktu dua tahun, secara mendetail telah
mempelajari hal-hal berikut.
- Menentukan sejarah dari sekolah dan rumah tangga sang anak.
- Menentukan setatus sekarang dari anak.
- Mengadakan diagnosis terhadap kesukaran-kesukaran membaca sang anak
- Menentukan sebab musabab si anak mempunyai kekurangan-kekurangan dalam membaca.
- Mengukur dari hasil pengajaran.
Langkah-langakah pokok dalam meneliti kasus
adalah sebagai berikut.
1. Rumuskan tujuan penelitian.
2. Tentukan unit-unit studi, sifat-sifat mana
yang akan diteliti dan hubungkan apa yang akan dikaji serta proses-proses apa
yang akan menuntun penelitian.
3. tentukan rancangan serta pendekatan dalam
memilih unit-unit dan teknik pengumpulan data mana yang digunakan.
Sumber-sumber data apa yang tersedia
4. kumpulkan data.
5. Organisasikan informasi serta data yang
terkumpul dan analisis untuk membuat interpretasi seta generalisasi.
6. Susun laporan dengan memberikan kesimpulan
serta implikasi dari hasi penelitian.
Studi atau penelitian komperatif
Penelitian komperatif adalah sejenis penelitian
deskriptif yang ingin mencari jawab secara mendasar tentang sebab-akibat,
dengan menganalisis factor-faktor penyebab terjadinnya atau munculnya suatu fenomena
tertentu. Jangakauan waktu adalah masa sekarang, karena jika jangkauan waktu
terjadinya adalah masa lampau, maka penelitian tersebut termasuk dalam metode
sejarah. Dalam studi komperatif ini, memeng sulit untuk mengetahui
factor-faktor penyebab yang dijadikan dasar pembanding, seperti penelitain
komperatif tidak mempunyai control. Hal ini semakin nyata kesulitannya
jika kemungkinan-kemungkinan hubungan antar fenomena banyak sekali jumlahnya
Studi komperatif banyak sekali dilakukan jika
metode eksperimental tidak dapat diperlukan. Bidang studi mencakup penghiduupan
kota dan desa,
dengan membandingkan pengaruh sebab akibat dari mekanan, rekreasi, waktu kerja,
ketenangan kerja, dan sebagainnya. Penelitian komperatif dapat dilakukan untuk
mencari pola tingkahlaku serta prestsi belajar dengan membedakan unsur waktu
masuk sekolah, dan lain-lain.
Metode penelitian komperatif adalah bersifat ex
post facto. Artinya, data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dikumpulkan
telah selesai berlangsung. Peneliti dapat melihat akibat dari suatu fenomena
dan menguji hubungan sebab akibat dari data-data yang tersedia. Keunggulan
metode ini adalah sebagai berikut.
- Metode komparatif dapat mensubtisusikan metode eksperimental karena beberapa alasan:
- Jika sukar diadakan kontrol terhadap salah satu faktor yang ingin diketahui atau diselidiki hubungan sebab-akibat.
- Apabila teknik untuk mengadakan vaiabel kontrol dapat menhalangi penampilan fenomena secara normal ataupun tidak memungkinkan adanhya interaksi secara normal.
- Penggunaan laboratoriuum untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik karena kendala teknik, keungan, maupun etika, dan normal.
- Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat setatistik yang lebih maju, membuat penelitian komparatif dapat mengadakn estimasi terhadap parameter-parameter hubungan kausal secara lebih efektif.
Disamping keunggulan-keunggulan, penelitian
komparatif mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain sebagai berikut.
- Karena penelitian komparatif sefatnya ex post facto, maka penelitain tersebut tidak mempunyai kontrol terthadap variabel bebas. Peneliti hanya berpegang pada penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa kesempatan mengatur kondisi ataupun mengadakan manipulasi terhadap bebrapa variabel. Karena itu, sipenelitia diharapkan mempunyai cukup banyak alas an dalam mempertahankan hasil hubungan-hubungan kasual yang ditemukan, dan dapat mengajukan hipotesis-hipotesis saingan untuk membuat jastifikasi terhadap kesimpulan-kesimpulan yang ditarik.
- Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor suatu hubungan kausal yang diselidiki benar-benar relaevan.
- Karena faktor-faktor bukan bekerja secara merdeka tetapi saling berkaitan antara satu dengan lain, maka interaksi antar faktor-faktor tunggal sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu fenomena sukar diketahui. Bahkan akibat dari faktor ganda, bisa saja dikarenakan oleh faktor diluar cakupan penelitian yang bersangkutan.
- Adakalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi belum tentu bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab-akibat. Mungkin saja hubungan variabel tersebut dikarenakan oleh adanya keterkaitan dengan faktor-faktor lain diluar itu. Dilain pihak, andai kata pun telah diketemukan bahwa hubungan antara faktor-faktor adalah hubungan sebab-akibat, tetapi masih sukar untuk dipisahkan faktor mana sebagai penyebab dan faktor mana yang merupakan akibat
- Mengkatagorisasikan subjek dalam dikotomi (misalnya, dalam katagori demokrasi dan otoriter, pandai bodoh, tua-muda, dan sebagainya) untuk tujuan perbandingan, dapat menjurus kepada pengambilan keputusan dan kesimpulan yang salah akibat katagori-katagori dikhotomi yang dibuat mempunyai sifat kabur, bervariasi, samar-samar, mengahendaki valuejudgement, dan tidak kokoh.
Langkah-langkah pokok dalam studi komparatif
adalah sebagai berikut,
- Rumuskan dan definisikan masalah.
- Jajki dan teliti literature yang ada.
- Rumuskan kerangka troritis dan hipotesis-hipotesis serta asumsi-asumsi yang dipakai.
- Buatlah rancangan penelitian:
- Pilih subjek yang digunakan dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan;
- Kategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan masalah-masalah yang ingin dipecahkan, untuk memudahkan analisis sebab-akibat.
- Uji hipotesis, buat interpretasi terhadap hubungan dengan teknik statistic yang tepat.
- Buat gegeralisasi, kesimpulan, serta implikasi kebijakan.
- Susun laporan dengan cara penulisan ilmiah.
Dalam penelitian komparatif, sering digunakan
teknik korelasi, Dalam penelitian komparatif, sering digunakan teknik korelasi,
yaitu meneliti derajat ketergantungan dalam hubungan-hubungan antarvariabel
dengan menggunakan koefisien korelasi. Namun, perlu dijelaskan bahwa penggunaan
koefisien korelasi hanya menyatakan tinggi rendahnya ketergantungan antar
variabel yang diuji, tetapi tidak menyatakan ada tidaknya hubungan yang
terjadi. Ini berbeda dengan penggunaan metode eksperimental. Pada metode
eksperimental, peneliti dapat menguji ada tidaknya efek tertentu. Dengan
demikian, penggunaaan teknik korelasi dalam penelitian komparatif mengandung
kelemahan-kelemahan, antara lain sebagai berikut.
- Menjurus pada keterbiasaan menggunakan teknik korelasi dengan memasang variabel apa saja tanpa pilih yang menjurus pula interpretasi yang salah.
- Tidaknya adanya kontrol terhadap variabel bebas, dan tidak dapat melihat ada tidaknya hubungan kausal antar variabel. Peneliti tidak dapat mengenai yang mana variabel bebas dan mana variabel dependen.
- Penelitian Analisis kerja dan aktivitas
Analisis Kerja dan Aktivitas (job and
activity analysis), merupakan penelitian dengan menggunakan metode
deskriptif. Penelitian itu ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci
aktivitas dan pekerjaan manusia. Dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan
rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang. Penenlitian
perkejaan di bidang industri dinamakan job analysis (analisis
pekerjaan), sedangkan penelitian di bidang pertanian , disebut analysis
aktivitas (activity analysis). Analysis aktivitas juga mencakup
analysis pekerjaan dibidang jasa, seperti pendidikan, peleyanan kesehatan, dan
sebagainya.
Dalam penelitian ini, studi yang mendalam
dilakukan terhadap kelakuan-kelakuan pekerjaan, buruh, petani, guru, dan
lain-lain terhadap gerak-gerik mereka dalam melakukan tugas, penggunaan waktu
secara efisien dan efektif, dan sebagainya. Data mengenai hal-hal yang ini
diselidiki, kemudian dianalisis, diberikan interpretasi, dan diadakan
generalisasi dalam rangka menetapkan sifat-sifat dan keriteria-keriteria
pekerjaan yang baik, rencana upgrading, keseimbangan berusaha dan
bekerja serta aktivitas sangat berkembang pada masa sesudah Perang Dunia I,
dengan tujuan untuk mengadakan klsifikasi pekerjaan dan pekerjaan secara lebih
efektif.
Studi Waktu Gerakal.
Studi Waktu dan gerakan (time and
motion study) adalah penelitian dengan metode deskriptif yang
berusaha untuk menyelidiki efisien produksi dengan mengadakan studi yang
mendetail tentang penggunaan waktu serta perilaku pekerja dalam proses
produksi. Gerak-gerak utama dalam pekerjaan diamati, dicatat, dilukiskan, serta
dianalisis. Generalisasi dan interpretasi tentang waktu yang digunakan serta
gerak-gerak utama yang terjadi, sehingga suatu kesimpulan tentang gerak-gerak
yang diperlukan dalam pekerjaan, gerak-gerak yang tidak diperlukan yang dapat
menghambat pekerjaan serta saran-saran dalam rangka memperbaiki pekerjaan dan
menambah efisiensi kerja. Dalam rangka efisisensi, juga perlu dikaji alat-alat
produksi yang digunakan, serta bagaimana alat-alat produksi tersebut diatur
demi peningkatan efisisensi kerja.
Kriteria Pokok Metode Deskriptif
Metode deskriptif mempunyai beberapa pokok, yang
dapat dibagi atas kriteria umum dan kriteria khusus. kriteria tersebut adalah
sebagai berikut
Kriteria umum
Kriteria umum dari penelitian dengan metode
deskriptif adalah sebagai berikut.
- Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas.
- Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum.
- Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan opini.
- Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai validitas.
- Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan.
- Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam mengumpulkan data maupun dalam menganalisis data serta studi kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas hubungannya dengan kerangka teoritis yang digunakan jika kerangka teoritis untuk itu telah dikembangan.
Kriteria Khusus
Kriteria khusus dari metode deskriptif adalah
sebagai berikut.
- Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value).
- Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status.
- Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu, tidak adalah kontrol terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau menipulasi terhadap variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.
Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif
Dalam melaksanakan penelitian deskriptif, maka
langkah-langkah umum yang sering diikuti adalah sebagai berikut.
- Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.
- Menentuan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah
- Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian deskriptif tersebut akan dilaksanakan. Termasuk didalamnya daerah geografis dimana penelitian akan dilakukan, batasan-batasan kronologis ukuran tentang dalam dangkal, serta seberapa utuh daerah penelitian tersebut akan dijangkau.
- Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka kerangkan analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk model matematika.
- Menulusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan.
- Merumuskan hipotesis-hipotesis yang diuji, baik secara emplisit maupun secara implicit.
- Melakukan kerja lapangan untuk megumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitian.
- Membuat tabulasi serta analisis statistic dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan. Kurangi penggunaan statistic sampai kepad batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unit-unit pengukuran yang sepadan.
- Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta refrensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.
10. Mengadakan generalisasi serta deduksi
dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Berikan
rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari
penelitian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar