TUGAS
1
NAMA: ARLNG. S
N. I. M : 45 11 101 074
Pengertian Motivasi Belajar
Menurut
Mc. Donald, yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan. Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang
kompleks.
Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu
perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan
persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak
atau melakukan sesuatu.
Dalam A.M.
Sardiman (2005:75) motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga
seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan
berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.
Menurut
Siti Sumarni (2005), Thomas L. Good dan Jere B. Braphy (1986) mendefinisikan motivasi sebagai
suatu energi penggerak dan pengarah, yang dapat memperkuat dan mendorong
seseorang untuk bertingkah laku. Ini berarti perbuatan seseorang tergantung
motivasi yang mendasarinya.
Motivasi
adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Masih dalam artikel
Siti Sumarni (2005), motivasi secara harafiah yaitu sebagai dorongan yang timbul
pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara psikologi, berarti usaha yang
dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu
karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya. (KBBI, 2001:756).
Dari
beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian
motivasi adalah keseluruhan daya penggerak
baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha
untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan
memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu
dapat tercapai.
Pengertian
belajar
menurut Morgan, mengatakan bahwa belajar
adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman (Wisnubrata, 1983:3). Sedangkan menurut Moh. Surya (1981:32), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan
yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar
adalah perubahan dari diri seseorang.
Dari
uraian yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi
belajar
adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa
(dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Meningkatkan motivasi belajar siswa adalah salah satu kegiatan integral
yang wajib ada dalam kegiatan pembelajaran. Selain memberikan dan mentransfer
ilmu pengetahuan guru juga bertugas untuk meningkatkan motivasi anak
dalam belajar. Tidak bisa kita pungkiri bahwa motivasi belajar siswa satu
dengan yang lain sangat berbeda, untuk itulah penting bagi guru selalu senantiasa
memberikan motivasi kepada siswa supaya siswa senantiasa memiliki semangat
belajar dan mampu menjadi siswa yang beprestasi serta dapat mengembangkan
diri secara optimal.
Motivasi adalah motif atau dorongan yang
dimiliki oleh seseorang dalam melakukan tindakan. Hal ini menegaskan
bahwa motivasi adalah satu faktor penting untuk keberhasilan seseorang dalam
melakukan suatu tindakan, termasuk dalam belajar di sekolah. Dalam belajar
tingkat ketekunan siswa atau mahasiswa sangat di tentukan oleh motif dan motivasi
belajar yang di timbulkan dari motif tersebut. Dengan kata lain Motivasi
belajar ini mutlak di miliki oleh seorang siswa demi keberhasilan-Nya dalam
belajar. Motivasi ada dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari
dalam diri, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang muncul
dari dalam diri. Pada dasarnya dari kedua jenis motivasi ini motivasi ini
dua-duanya memegang peranan penting, karena keduanya saling terkait satu sama
lain.
Cara meningkatkan motivasi
belajar siswa:
- Mengajar dengan menggunakan pembelajaran yang
komunikatif dan kreatif, dalam hal ini kemampuan guru ketika menggunakan media
pembelajaran sangat penting. Proses pembelajaran tidak boleh monoton tapi
harus kreatif. Dalam hal ini tentunya guru haru selalu senantiasa
melakukan pengembangan diri, dengan berbagai hal seperti seminar, maupun
pelatihan-pelatihan
- Memberikan reward atau hadiah, sebuah perilaku yang di
munculkan siswa atas hasil yang diperolah perlu mendapatkan respon dari
seorang pengajar. Respon ini biaanya dalam bentuk reward atau hadiah
kepada siswa yang menunjukkan perubahan perilaku dalam belajar. Reward ini
jangan sampai yang berlebihan, karena kalau berlebihan bisa menimbulkan
kecemburuan sosial diantara para siswa.
- Memberikan Hukuman, selain memberikan hadiah kepada siswa, ada kalanya
seorang guru juga perlu memberikan hukuman. Namun di sini guru harus
hati-hati, usahakan hukuman yang di berikan adalah hukuman yang mendidik,
karena kalau tidak bisa-bisa motivasi belajar siswa malah menurun. Hal
semacam ini banyak sekali terjadi di lapangan, yang mana seorang guru
memberikan hukuman dengan berlebihan, akibatnya siswa semakin benci dengan
guru dan motivasi belajar-Nya menurun drastis
- Memberikan nilai secara objektif, sering kali kita mungkin
menemuai beberapa siswa yang komplin kepada guru karena ternyata nilai
yang diperoleh tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan padahalal
mereka sangat yakin selama ini sudah melakukan yang terbaik dan berusaha
melakukan belajar secara benar. Jika hal ini terjadi biasanya minat dan
motivasi belajar siswa bisa menurun yang akhirnya berdampak pada prestasi
belajar-Nya
- Memberikan kesempatan siswa untuk memperbaiki kesalahan.
Banyak kita melihat di lapangan kadang ada beberapa oknum guru yang yang
memberikan stigma buruk pada salah seorang siswa hanya gara-gara siswa
tersebut melakukan kesalahan yang entah di sengaja atau tidak menyinggung
perasaan serorang guru. Hal ini sebisa mungkin harus di hindari karena jika
tidak siswa akan mengalamai patah semangat dalam belajar.
- Membantu permasalahan siswa. Setiap siswa pasti akan
senang jika ada guru yang dengan tangan terbuka mau membantu mereka keluar
dari permasalahan yang mereka hadapi. KIta sebagai guru sadar bahwa
siswa pasti memiliki berbagai macam permasalahan, baik itu masalah
pribadi, sosial, karier maupun belajar. Jadi kapanpun siswa membutuhkan
kita, sebagai seorang guru kita harus siap untuk mereka.
- Keteladanan. Keteladanan ini bisa di bilang sangat efektif dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa. kebanyakan dari siswa tentu lebih
menyukai seorang guru yang terbukti memiliki motivasi di bandingkan dengan
guru yang bisanya hanya bercerita tapi belum terbukti hasilnya. Dari
itulah perjalan hidup seorang guru bisa menjadi senjata ampuh dalam
meningkatkan motivasi belajar para siswa
Beberapa hal di atas adalah beberapa
dari sekian banyak cara yang bisa di lakukan untuk memotivasi semangat belajar
siswa. Untuk melengkapi ulasan di atas anda bisa menambahkan sendiri cara-cara
lain untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, sesuai dengan cara dan karakter
anda sendiri.
TUGAS 2
NAMA: ARLING. S
N. I. M : 45 11 101 074
KESULITAN BELAJAR
Kesulitan Belajar - Untuk memperjelas tentang
kesulitan belajar dalam rencana penelitian ini, penulis akan memaparkan
beberapa pengertian menurut pendapat para ahli sebagai berikut : Kesulitan
Belajar
Kesulitan belajar yang didefenisikan oleh The United
States Office of Education (USOE) yang dikutip oleh Abdurrahman (2003 : 06)
menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih
dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa
ajaran atau tulisan.
Di samping defenisi tersebut, ada definisi lain yang yang dikemukakan oleh The National Joint Commite for Learning Dissabilites (NJCLD) dalam Abdurrahman (2003 : 07) bahwa kesulitan belajar menunjuk kepada suatu kelompok kesulitan yang didefenisikan dalam bentuk kesulitan nyata dalam kematian dan penggunan kemampuan pendengaran, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar atau kemampuan dalam bidang studi biologi
Sedangkan menurut Sunarta (1985 : 7) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kesulitan belajar adalah “kesulitan yag dialami oleh siswa-siswi dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi belajarnya rendah dan perubahan tingkahlaku yang terjadi tidak sesuai dengan partisipasi yang diperoleh sebagaimana teman-teman kelasnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa kesulitan belajar adalah suatu keadaan dalam proses belajar mengajar dimana anak didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar pada dasarnya adalah suatu gejala yang nampak dalam berbagai manivestasi tingkahlaku, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Di samping kondisi umum itu, hal lain yang tidak kalah pentingnya diperhatikan adalah kondisi cacat tubuh yang merupakan salah satu penghambat dalam melakukan kegiatan belajar (Dalyono, 1997 : 232) menggolongkan cacat tubuh itu menjadi 2 macam yaitu : Kesulitan Belajar
- Cacat tubuh yang ringan seperti kurang pandangan dan
gangguan psikomotorik
- Cacat tubuh serius (tetap) buta, tuli, bisu, hilang
ingatan dan kakinya.
Kesulitan yang dihadapi dalam
belajar
Masalah belajar merupakan masalah yang sangat penting bagi siswa dan sangat dianjurkan bahkan menjadi kewajiban bagi setiap umat manusia. Kesulitan yang dialami siswa memerlukan bantuan dari berbagai pihak terutama dari guru bimbingan dan penyuluhan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Masalah belajar merupakan masalah yang sangat penting bagi siswa dan sangat dianjurkan bahkan menjadi kewajiban bagi setiap umat manusia. Kesulitan yang dialami siswa memerlukan bantuan dari berbagai pihak terutama dari guru bimbingan dan penyuluhan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Penyebab
kesulitan belajar
Menurut Slameto (2003 : 54), faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar ada dua, yaitu :
1. Faktor intern
Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam individu yang sedang belajar. Dalam membicarakan faktor intern ini, penulis akan membahasnya menjadi 2 faktor, yaitu faktor fisilogis dan faktor psikologis.
Menurut Slameto (2003 : 54), faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar ada dua, yaitu :
1. Faktor intern
Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam individu yang sedang belajar. Dalam membicarakan faktor intern ini, penulis akan membahasnya menjadi 2 faktor, yaitu faktor fisilogis dan faktor psikologis.
a.
Faktor Fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berperan terhadap kemampuan bagi seseorang, anak yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berbeda belajarnya dengan anak yang ada dalam kelelahan. Anak-anak yang kurang gizi akan mudah cepat lelah, mudah mengantuk sehingga dalam kegiatan belajarnya mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran.
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berperan terhadap kemampuan bagi seseorang, anak yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berbeda belajarnya dengan anak yang ada dalam kelelahan. Anak-anak yang kurang gizi akan mudah cepat lelah, mudah mengantuk sehingga dalam kegiatan belajarnya mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran.
b.
Faktor Psikologis
Adapun yang termasuk faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar antara lain adalah inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan (Slameto, 1999 : 55)
Adapun yang termasuk faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar antara lain adalah inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan (Slameto, 1999 : 55)
- Perhatian - Menurut al-Ghazali (2001) dalam Slameto
(2003) bahwa perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa itupun
bertujuan semata-mata kepada suatu benda atau hal (objek) atau sekumpulan
obyek.
- Bakat - Menurut Hilgard dalam Slameto (2003)
bahwa bakat adalah the capacity to learn. Dengan kata lain, bakat adalah
kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu akan terealisasi pencapaian
kecakapan yang nyata sesudah belajar atau terlatih. Kemudian menurut
Muhibbin (2003) bahwa bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki oleh
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
- Minat - Menurut Jersild dan Taisch dalam
Nurkencana (1996) bahwa minat adalah menyakut aktivitas-aktivitas yang
dipilih secara bebas oleh individu. Minat besar pengaruhnya terhadap
aktivitas belajar siswa, siswa yang gemar membaca akan dapat memperoleh
berbagai pengetahuan dan teknologi.
- Motivasi - Menurut Slameto (2003) bahwa motivasi
erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar, di
dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk
mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat
adalah motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak atau
pendorongnya.
Jadi, dari pendapat di atas dapat diasumsikan bahwa motivasi siswa dalam proses belajar mengajar, sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, dengan demikian prestasi belajar siswa dapat berdampak positif bilamana siswa itu sendiri mempunyai kesiapan dalam menerima suatu mata pelajaran dengan baik.
2.
Faktor ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu : Kesulitan Belajar
Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu : Kesulitan Belajar
- Keluarga, yang meliputi cara orang mendidik, relasi
antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
- Sekolah, yang meliputi metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
- Masyarakat, yang meliputi kegiatan siswa dalam
masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
Cara
mengatasi kesulitan belajar
Secara garis besar, langkah-langkah
yang perlu dalam rangka mengatasi kesulitan belajar, dapat dilakukan melalui
enam tahap yaitu :
- Pengumpulan data - Untuk menemukan sumber penyebab
kesulitan belajar, diperlukan banyak informasi sehingga perlu diadakan suatu
pengamatan langsung yang disebut pengumpulan data.
- Pengolahan data - Data yang telah terkumpul dari
kegiatan tahap pertama tersebut, tidak ada artinya jika tidak diadakan
pengolahan secara cermat. Semua data harus diolah dan dikaji untuk
mengetahui secara pasti sebab-sebab kesulitan belajar yang dialami oleh
anak.
- Diagnosis, merupakan keputusan mengenai hasil dari
pengolahan data.
- Prognosis, merupakan aktivitas penyusunan
rencana/program yang diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan
belajar anak didik.
- Perlakuan, yang merupakan pemberian bantuan kepada anak
yang bersangkutan (yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan program
yang telah disusun pada tahap prognosis tersebut.
- Evaluasi, dimaksudkan untuk mengetahui apakah perlakuan
yang telah diberikan berhasil dengan baik, artinya ada kemampuan atau
bahkan gagal sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar